Connect with us

Hi, what are you looking for?

Tech Industry

Avast Ketahuan Jual Data Pengguna

Avast Company_1a
Avast Company. (Sumber: Tech Crunch)

Unbox.id – Avast, perusahaan yang terkenal dengan perangkat lunak antivirusnya, kedapatan diam-diam menjual data penjelajahan web pengguna. Kasus Avast ini tentu mengejutkan banyak orang karena perusahaan tersebut telah lama dikenal sebagai perusahaan yang berkomitmen melindungi privasi. Akibat tindakannya tersebut, Avast didenda $16,5 juta (sekitar Rs 257 miliar), seperti dikutip The Verge. Ini merupakan denda tertinggi dalam sejarah pelanggaran privasi dan menjadi pelajaran penting bagi pengguna untuk berhati-hati dalam memilih perangkat lunak keamanan siber. Dengan kejadian ini, banyak pengguna yang sadar bahwa mereka perlu memilih perangkat lunak yang benar-benar aman, andal, dan tidak menjual datanya. Insiden ini terungkap setelah Motherboard dan PCMag melakukan penyelidikan bersama terhadap praktik keamanan data Avast pada tahun 2020.

Perusahaan Mengelak

Avast Company_2b

Avast Company. (Sumber: Tech News World)

Tak lama setelah laporan ini dipublikasikan, Avast langsung menutup perusahaan pengumpul data bernama Jumpshot. Perusahaan mengatasi masalah ini dengan mengklaim bahwa mereka menghapus informasi identitas sebelum menjual data pengguna.

Namun, FTC menemukan bahwa Avast “gagal menganonimkan data pengguna sepenuhnya.” informasi penelusuran konsumen.”

Sebaliknya, perusahaan menjual data dengan pengidentifikasi unik untuk setiap browser serta mengungkapkan situs web yang dikunjungi, stempel waktu, jenis perangkat dan browser yang digunakan, dan lokasi.

FTC juga mengklaim bahwa Avast menyesatkan pengguna dengan mengklaim bahwa perangkat lunaknya dapat menghilangkan informasi pelacakan di seluruh web bahkan ketika mereka memantau diri mereka sendiri.

Tanggapan Avast Atas Denda Rp 257 Miliar

Selain denda Rp 257 miliar, FTC juga memerintahkan Avast berhenti menjual atau melisensikan data penelusuran web kepada pengiklan. Selain itu, perusahaan juga harus menghapus semua data penjelajahan yang diperoleh Jumpshot.

Avast juga harus memberi tahu pelanggan yang terkena dampak bahwa data mereka dijual tanpa sepengetahuan mereka. “Kami berkomitmen untuk memenuhi misi kami: “Meskipun kami tidak setuju dengan Tuduhan FTC dan penjelasan faktanya, kami dengan senang hati menyelesaikan masalah ini dan berharap dapat terus melayani jutaan pelanggan kami di seluruh dunia.

Indonesia Rentan Serangan Siber

Di sisi lain, IBM baru saja merilis laporan terbaru mengenai tren keamanan siber global yang bertajuk IBM X-Force Threat Intelligence Index 2024.

Dalam laporan IBM ini, perusahaan mengungkapkan krisis global di mana semakin banyak penjahat siber yang mengeksploitasi identitas pengguna. Pada tahun 2023 saja, peretasan dan kebocoran data IBM melanda dunia Internet tanah air.

“Seperti yang kita ketahui, Indonesia telah mengalami sejumlah insiden keamanan siber, baik di sektor publik maupun swasta,” kata Roy Kosasih, presiden dan direktur IBM Indonesia. dalam pernyataannya.

Baca juga: Android 15 Segera Hadir! Janjikan Keamanan Data Lebih Ketat

Asia Pasifik Menjadi Target Ketiga Terbesar

Serangan Siber_2b

Serangan Siber. (Sumber: Security Intelligence)

Oleh karena itu, langkah pertama untuk mengamankan data dan platform kami adalah dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada. IBM adalah perusahaan yang paling banyak diamati, menyumbang 45% serangan siber di Asia-Pasifik.

Ransomware adalah pemimpin di segmen ini. Terungkap bahwa sektor manufaktur adalah sektor yang paling banyak menjadi sasaran penjahat dunia maya, dengan 46% insiden terjadi sepanjang tahun. Tentu saja, dampak paling umum dari serangan di bidang ini adalah reputasi merek dan pencurian data. Pada saat yang sama, pemerasan, perusakan, dan kebocoran data tetap menjadi ancaman yang paling signifikan.

“Meskipun serangan siber yang menggunakan AI menarik banyak perhatian, kenyataannya Bisnis masih menghadapi tantangan” Masalah pencurian identitas, phishing, dan eksploitasi aplikasi secara umum masih tetap ada masalah keamanan utama, baik secara global maupun regional.

“Situasi ini bisa menjadi lebih buruk jika penjahat dunia maya mulai menggunakan AI untuk mengoptimalkan serangan siber mereka,” tutupnya.

 

 

Sumber & Foto: Dari berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Tech Industry

Unbox.id – Cisco mengambil pendekatan baru untuk mengamankan pusat data dan cloud guna memenuhi tuntutan revolusi kecerdasan buatan (AI) yang semakin meningkat dalam infrastruktur...

Tech Industry

Unbox.id – Meningkatnya penggunaan dan penyempurnaan Generative AI (GenAI) dan Generative Adversarial Network (GAN) jelas menjadikan kejahatan dunia maya semakin memprihatinkan. Ketika penjahat dunia...

Tech Industry

Unbox.id – Membeli aplikasi atau game melalui Google Play kini lebih aman. Pasalnya Google menerapkan metode keamanan biometrik untuk mengonfirmasi transaksi yang dilakukan. Ini...

Tech Industry

Unbox.id – Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) mengungkapkan bahwa peretas yang didukung oleh pemerintah Rusia menggunakan akses ke sistem email Microsoft untuk...