Last updated on 16 Juni, 2024
Unbox.id – Perkembangan AI sintetik meningkat pesat dengan implikasi yang sudah diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Menanggapi hal ini, DPR Amerika Serikat (AS) telah memperkenalkan peraturan baru terkait penggunaan umum chatbot AI di kantor Kongres.
Langkah tersebut merupakan upaya Washington untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi, baik di tingkat legislatif maupun pribadi. Mengutip informasi dari Gizmochina, Direktur Tata Usaha DPR, Catherine L. Szpindor memaparkan panduan penggunaan ChatGPT melalui memo yang diperoleh Axios. Sekarang kantor hanya diperbolehkan menggunakan versi berbayar yaitu ChatGPT Plus.
Perhatikan, versi berbayar ini menawarkan fitur keamanan yang ditingkatkan. Kemampuan ini sangat penting untuk perlindungan data DPR AS. Selain itu, perhatikan klarifikasi bahwa penggunaan model bahasa besar (LLM) lainnya sepenuhnya dilarang.
Sekelompok senator bipartisan yang dipimpin oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer secara aktif mengerjakan undang-undang komprehensif terkait AI. Pada saat yang sama, masing-masing anggota parlemen memperkenalkan undang-undang independen untuk berkontribusi pada penyelesaian akhir.
Dalam menetapkan pedoman baru ini, Kongres ingin mencapai keseimbangan antara memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan operasi dan privasi serta perlindungan data.
Sebagai informasi, Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sebelumnya telah mengumumkan menunggu tanggapan publik atas langkah akuntabilitas regulasi sistem kecerdasan buatan (AI).
Baca juga: Chat GPT Apakah Aman?
Regulasi Disiapkan Demi Keamanan Nasional
Mengutip New York Post, lembaga Departemen Perdagangan, Administrasi Telekomunikasi dan Informasi Nasional (NTIA), membutuhkan partisipasi publik untuk menguji keandalan dan keamanan perusahaan WHO.
Langkah ini juga diharapkan akan membantu pemerintah memastikan bahwa alat AI berfungsi seperti yang diklaim pengembang tanpa menimbulkan potensi kerugian. Direktur Divisi Komersial NTIA, Alan Davidson, mengatakan keamanan sistem AI yang tepercaya adalah kunci untuk memanfaatkannya sepenuhnya.
“Sistem AI yang bertanggung jawab dapat memberikan manfaat besar, tetapi hanya jika kita mengatasi potensi konsekuensi dan kerugiannya,” kata Davidson.
Baca juga: Opera Kenalkan Aria, Fitur AI Browser Pakai Teknologi ChatGPT
Tinjauan Pembuat Kebijakan atas Ancaman AI
Ketika ditanya tentang ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi ini, Presiden Joe Biden mengatakan kemungkinan AI merugikan masyarakat belum dipertimbangkan.
Tidak hanya di AS, risiko yang ditimbulkan AI juga menarik perhatian regulator di China. Badan pengatur utama, Cyberspace Administration of China, telah menerbitkan draf pedoman untuk mengatur sistem “AI generasi baru”.
Selain melakukan tinjauan keamanan layanan, agensi juga akan memastikan bahwa perusahaan yang mengembangkan alat AI bertanggung jawab atas keakuratan konten mereka. Menurut Bloomberg, perusahaan juga harus transparan tentang kumpulan data yang digunakan untuk melatih jenis alat ini.
Seiring berkembangnya topik regulasi AI, penting untuk menemukan persimpangan antara inovasi dan akuntabilitas, dan mempromosikan konteks di mana AI digunakan secara bertanggung jawab dan etis.
Saat menggunakannya, kantor didorong untuk tidak memasukkan data sensitif atau membagikan blok teks yang tidak dipublikasikan dengan chatbot. Pengaturan privasi juga harus diaktifkan untuk memastikan bahwa riwayat interaksi tidak disimpan atau digunakan untuk pengembangan LLM.
Peraturan ini dibuat untuk mengatasi implikasi AI yang luas. Peraturan ini disusun karena kekhawatiran akan risiko dan dampak teknologi ini terhadap keamanan dan pendidikan nasional.
Sumber & Foto: Dari berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.