Pengguna media sosial tentu sudah tidak asing lagi dengan Path. Sosial media satu ini merupakan satu dari sekian banyak media sosial yang ramai digunakan oleh masyarakat, khususnya anak muda. Pada awal kemunculannya, Path merupakan media sosial berbagi foto, video, status, referensi musik, film, buku, bahkan sampai lokasi dengan penggunaan yang terbatas. Terbatas karena penggunanya hanya bisa membagikan postingannya kepada 150 teman pengguna lainnya. Lalu apa yang kini berubah?
Seperti media sosial lainnya tentu saja Path terus berkembang dan memberikan fitur-fitur baru bagi penggunanya. Tak ingin bergerak di tempat, mereka menghadirkan perubahan-perubahan yang diharapkan bisa lebih memuaskan para pengguna. Namun bagaimana jadinya jika fitur baru yang dihadirkan membuat Path kehilangan ciri khasnya di awal kemunculan?
Pada perkembangannya, aplikasi bikinan Dave Morin ini memang tak lagi digunakan secara terbatas hanya untuk 150 teman. Kemudian kini mereka menghadirkan fitur explore yang mungkin sudah dikenal akrab oleh para pengguna Instagram. Lewat fitur ini pengguna instagram dapat melihat postingan pengguna instagram lainnya meskipun mereka tidak saling mengikuti akun satu sama lain.
Begitu juga dengan fitur explore yang dimiliki Path. Pengguna kini dapat menengok postingan para pengguna lainnya tanpa perlu berteman dengan mereka dengan catatan fitur explore hanya akan menampilkan postingan dari pengguna yang membuka akunnya untuk publik.
Mirip dengan yang disajikan oleh Instagram, fitur explore milik Path juga memungkinkan pengguna untuk memberikan reaksi terhadap postingan yang ditemukan di explore. Pengguna dapat memberikan komentar atau menambahkan sticker sebagai bentuk reaksi terhadap postingan pengguna lainnya seperti biasa. Lewat fitur ini pula pengguna bisa menemukan akun pengguna lain yang sekiranya kemudian akan diikuti.
Tak heran memang jika Path memutuskan untuk menghadirkan fitur explore karena pengguna yang terus bertambah di seluruh dunia. Sebagai media sosial dengan banyak pengguna tentu saja mereka ingin bisa memfasilitasi para penggunanya untuk saling terkoneksi.
Sebelum hadir dengan fitur explore, Path juga memunculkan fitur coverstory. Sebuah fitur dengan konsep yang pada awalnya diusung oleh Snapchat. Sebelum, fitur yang dapat menghadirkan foto maupun video yang bertahan dalam durasi singkat ini juga hadir di Instagram dan Whatsapp. Yang menjadi perbedaan adalah, Path menyediakan coverstory hanya untuk postingan berupa video. Fitur ini juga menyediakan pilihan musik untuk ditambahkan oleh pengguna sebagai pelengkap video yang ia unggah.
Bagi mereka yang telah menggunakan Path sejak awal kemunculannya mungkin akan merasakan perubahan yang cukup besar pada media sosial yang satu ini. Penggunanya menjadi semakin berkembang dengan bertambahnya fitur-fitur baru yang menambah asyik pengguna untuk memainkannya.
Tapi apakah fitur-fitur baru ini tidak terlalu banyak mengubah konsep awal yang mereka buat sendiri? Sebagai media sosial yang dulunya dikenal terbatas dan tertutup kini malah menjadi semakin terbuka sama seperti media sosial lainnya. Apakah pengguna tetap merasa nyaman?
Semua itu kembali lagi pada masing-masing pengguna yang menikmati media sosial satu ini. Sebagian orang mungkin merasa tak lagi nyaman menggunakan Path namun sebagian orang mungkin merasa sangat terbantu dengan adanya fitur baru yang memungkinkan dirinya terkoneksi dengan lebih banyak orang. Jika anda termasuk golongan mereka yang menyambut gembira dengan adanya perubahan tersebut maka silakan update aplikasi Path Anda dan langsung coba fitur barunya.
