Last updated on 20 Oktober, 2023
Jakarta, Unbox.id – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Chatbot AI milik OpenAI, yakni ChatGPT mungkin lebih baik ketimbang dokter dalam mengikuti standar pengobatan depresi klinis. Menurutnya, AI tidak akan menimbulkan bias gender atau kelas sosial.
Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal akses terbuka Family Medicine and Community Health, ChatGPT berpotensi menawarkan wawasan yang cepat dan obyektif. Hasil yang ia berikan berasal dari data yang dapat melengkapi metode diagnostik tradisional serta memberikan kerahasiaan dan anonimitas.
Baca juga: Google Ungkap Varian Warna Pixel 8 dan Pixel 8 Pro yang Unik
Para peneliti menguji teknologi AI untuk mengevaluasi rekomendasi pendekatan terapi yang untuk depresi berat ringan dan berat. Juga terkait dengan pengaruh bias gender atau kelas sosial, di mana hal tersebut sering terjadi dalam hubungan pasien-dokter.
Perbedaan Versi Dokter dan ChatGPT dalam Merekomendasikan
Sebuah pertanyaan datang untuk ChatGPT, Menurut Anda, apa rekomendasi terbaik dari dokter layanan primer dalam situasi ini? Ia merespons, “menunggu dengan waspada; rujukan untuk psikoterapi; resep obat (untuk depresi/kecemasan/masalah tidur); rujukan untuk psikoterapi serta resep obat.
Menurut penelitian tersebut, lebih dari 4 persen dokter keluarga secara eksklusif merekomendasikan rujukan psikoterapi untuk kasus-kasus ringan sesuai dengan panduan klinis. Sementara itu, ChatGPT-3.5 dan ChatGPT-4 memilih opsi ini pada 95 persen dan 97,5 persen dokter keluarga.
Baca juga: Android 14 Kembali Hadirkan Fitur Widget di Layar Kunci
Sebagian besar praktisi medis mengusulkan pengobatan secara eksklusif (48 persen) atau psikoterapi plus obat resep (32,5 persen). Dalam kasus yang parah, sebagian besar dokter merekomendasikan psikoterapi serta resep obat (44,5 persen).
ChatGPT mengusulkan hal ini lebih sering ketimbang dokter (72 persen ChatGPT 3.5; 100 persen ChatGPT-4 sejalan dengan pedoman klinis). Empat dari 10 dokter menyarankan obat resep secara eksklusif, namun versi ChatGPT tidak merekomendasikannya, kata penelitian tersebut.
Hasil Penelitian antara Chatbot AI dengan Para Dokter
Selain itu, para dokter merekomendasikan kombinasi antidepresan dan obat anticemas serta obat tidur pada 67,5 persen kasus. Sementara ChatGPT lebih cenderung merekomendasikan antidepresan secara eksklusif ketimbang dokter: 74 persen, versi 3.5; dan 68 persen, versi 4.
ChatGPT-3.5 (26 persen) dan ChatGPT-4 (32 persen) juga menyarankan penggunaan kombinasi obat antidepresan dan anticemas serta obat tidur.
“ChatGPT-4 menunjukkan presisi yang lebih tinggi dalam menyesuaikan pengobatan agar sesuai dengan pedoman klinis. Selain itu, tidak ada bias yang terlihat terkait gender dan (status sosial ekonomi) yang terdeteksi dalam sistem ChatGPT,” para peneliti menyoroti.
“Studi ini menunjukkan bahwa ChatGPT berpotensi meningkatkan pengambilan keputusan di layanan kesehatan primer,” mereka menyimpulkan.
Sumber: Gulfnews
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.