AnTuTu adalah salah satu alat benchmark smartphone terpopuler di dunia. Walaupun pengukurannya tidak selalu merupakan indikator kinerja kehidupan nyata, tapi mungkin Anda sering menggunakannya untuk mengungkapkan spesifikasi utama dan melihat hasil untuk perangkat yang belum dirilis.
Tidak serta merta buruk, semua data yang dianalisis dan dikumpulkan oleh AnTuTu juga dapat digunakan untuk tujuan penelitian, memberikan wawasan tentang aspek industri seluler dan kategori pasar yang mungkin tidak terpikirkan, seperti pemalsuan ponsel pintar.
Contoh kasusnya, pemalsuan smartphone yang sangat popular di China pun terdeteksi oleh AnTuTu, di mana ada sejumlah 2,64 persen dari semua perangkat yang di benchmark melalui AnTuTu tahun 2017 lalu merupakan smartphone replika.
Memang angka 2,64 persen terdengar tidak besar, tetapi jika diubah ke angka, ia akan mencapai sekitar 460.000 seri perangkat dari total 17.424.726 smartphone yang diuji oleh AnTuTu tahun lalu. Lalu apakah smartphone yang paling banyak dipalsukan?
Ya, mudah sekali ditebak, smartphone Samsung seri Galaxy adalah smartphone yang paling banyak dipalsukan dengan presentase 36 persen. Sedangkan rival abadinya, Apple lewat iPhone hanya sebesar 8 persen saja, di mana jika kita pernah melihatnya, ia menjalankan sistem operasi Android juga.
Nah, di posisi ketiga Xiaomi memenangkan medali perunggu, sedikit di depan OPPO dan Huawei. Sedangkan untuk brand kecil yang tidak jelas keberadaannya mencapai jumlah yang sangat tinggi di atas 43 persen.
Sedangkan untuk model yang paling sering dibajak sepanjang tahun 2017 adalah, Samsung Galaxy S7 Edge dan Galaxy S7 flat, diikuti oleh clamshell Samsung W2016, iPhone 7 Plus, Samsung W2017, OnePlus 3T, Xiaomi Mi 5, dan Galaxy S8 +.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.