Jakarta, Unbox.id – Program berbasis Blockchain yang diluncurkan oleh perusahaan startup Koa minggu ini mengalami peningkatan. Jadi, startup Koa ini meningkatkan transparansi rantai pasokan kakao dan memastikan bahwa Petani Ghana diberi upah dengan benar dan layak.
Koa berharap agar pihaknya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Hal ini juga didukung oleh kemitraan perusahaan rantai pasokan Jerman dan Seedtrace serta perushaan telekomunikasi di Afrika Selatan, MTN Group.
Koa juga ingin mengakhiri kemiskinan yang terus dialami oleh petani kakao.
Baca Juga: Amerika Memutus Hubungan dengan Rusia dari Crypto
Blockchain Pantau Upah Petani Kakao
Ada beberapa tuduhan yang dilayangkan kepada perushaan seperti produsen Oreo dan Chips Ahoy karena membayar petani dengan upah dibawah standar dan tidak layak. Sama halnya dengan Conseli du Cafe-Cacao yang mengatur produksi Kakao di pantai Gading dan Ghana.
Kao kini menyatakan bahwa dia akan percaya pada catatan dan dokumentasi secara menyeluruh dan umum. Dengan menggunakan Blockchain, diharapkan akan menghilangkan kelicikan dan tuduhan semacam itu.
Bahkan Sedtrace menyediakan platform dengan menggunakan Blockchain Top1 untuk infrastruktur rantai pasokan Koa. Tujuannya adalah agar petai mengetahui kemana arah dari produk yang mereka jual. Konsumen juga dapat melacak bahan makanan yang akan mereka beli dan olah untuk memastikan petani Koa dibayar dengan upah layak yang sesuai dengan pekerjaan mereka atau tidak.
Baca Juga: Lisensi dari Bank Sentral Rusia ke Sberbank
Ghana Sudah Memanfaatkan Sistem Blokchain
Pada Juni 2021 lalu, Ghana juga memanfaatkan sistem dorongan yang akan mengurangi pencurian terhadap petani dengan mewajibkan mereka dibayar upah secara digital daripada tunai. Catatan pembayarannya nantipun akan petani simpan di Blockchain publik melalui MTN.
Menurut OEC World, Ghana adalah produsen biji kakao terbesar kedua di dunia. Dan menghasilkan sekitar 6.183 juta Dollar pertahun menurut survey gaji rata-rata. Ternyata Koa bukan satu-satunys perusahaan yang menggunakan Blockchain untuk melacak pasokan baru-baru ini. Raksasa Ritel Amerika Utara Walmart Kanada pun telah menggunakan teknologi buku besar terdistribusi (DLT) dalam rantai pasokan selama setahun terakhir ini.
Jaringan rantai pasokan DL Freight diluncurkan pada Maret 2021 lalu melalui upaya kolaboratif antara Walmart Canada dan perusahaan teknis DLT Labs. DL Freight menggunakan Blockchain secara tertutup dalam merekam data pengirim, dan telah terlihat sengketa faktur kurang 1% dari 70%, itupun sebelum jaringan diluncurkan menurut Harvard Business review.
Komputer raksasa IBM pun melacak penyakit yang asli bawaan dari makanan. Walmart pun menggunakan platform Hyperledger Fabric. Nasdaq pun menyatakan bahwa waktu yang diperlukan untuk menemukan data yang spesifik tentang makanan yang tadinya memakan waktu 7 hari tapi sekarang lebih dari 2 detik saja.
Sumber: Cointelegraph
Sumber Foto: Pexels
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.