Unbox.id – Media nampaknya selalu hadir dengan kabar yang mengejutkan. Bukan hanya film yang terus berkembang. Pada ranah meda sosial, ada kabar bahwa CEO Tesla Elon Musk telah memutuskan dengan sepakat untuk membeli Twitter. Tujuan hal ini dilakukan untuk mengurangi sensor pada platform. Namun, keputusan justru menimbulkan pertanyaan mengenai makna pendekatannya dengan ‘digital town square’.
Dari keterangan yang dilansir BBC, adanya kelompok hak asasi manusia menyampaikan aspirasi mereka mengenai keprihatinan atas kurangnya moderasi. Dampak dari hal itulah yang menyebabkan ujaran kebencian meningkat. Tentu saja, para pengguna Twitter menanyakan mengenai apakah akun yang ditangguhkan oleh perusahaan dapat diizinkan kembali. Sebagai salah satu contohnya adalah tokoh terkenal yaitu Donald Trump.
Ketika kabar kesepakatan terdengar, langsung kelompok-kelompok hak asasi manusia menyampaikan berbagai keprihatinan mengenai pidato kebencian di Twitter serta kekuatan yang Elon Musk sampaikan yang menggambarkan dirinya sebagai absolut kebebasan berbicara.
Elon Musk menyatakan pendapatnya mengenai kritik tentang kebijakan platform terhadap moderasi konten. Baginya, Twitter memang menjadi forum asli kebebasan berbicara. Selain itu, pada pernyataannya setelah mengakui sepakat, Elon Musk mengibaratkan kebebasan berbicara sebagai dasar demokrasi yang berfungsi.
Dalam utas Twitter, Amnesty International mengatakan, “Kami prihatin dengan langkah apa pun yang mungkin diambil Twitter untuk mengikis penegakan kebijakan dan mekanisme yang dirancang untuk melindungi pengguna. Hal terakhir yang kami butuhkan adalah Twitter yang dengan sengaja menutup mata terhadap pidato kekerasan dan pelecehan terhadap pengguna, terutama mereka yang paling terpengaruh secara tidak proporsional, termasuk wanita, orang non-biner, dan lainnya.”
Meskipun demikian, Twitter tidak segera menanggapi permintaan BBC untuk mengomentari masalah yang diangkat.
Perubahan yang terjadi ketika Elon Musk Membeli Twitter
Twitter menyampaikan jika platfromnya sudah diakuisisi dari sebuah entitas milik Elon Musk. Hanya saja, memang belum dijelaskan secara detail mengenai pengaruh dan seberapa besar kekuasaan Elon Musk terhadap Twitter.
Elon Musk tengah menjalankan kesibukan di Tesla dan SpaceX. Pertanyaannya apakah Elon Musk akan mempercayakan Twitter pada orang kepercayaannya atau dia tetap mengurusnya sendiri bahkan dari kebijakan yang akan dikeluarkan?
Meskipun belum ada kepastian, hanya saja sudah jelas tentu ada perubahan di Twitter. Sebagai contoh tombol edit mungkin diimplementasikan sesuai keinginan user sehingga mereka lebih longgar berbicara secara bebas.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Elon Musk beberapa kali menyampaikan bahwa Twitter menjadi ruang yang memegang prinsip kebebasan berbicara. Jika kebijakan itu resmi disampaikan, maka larangn dari Twitter pada Donald Trump kemungkinan bisa dicabut sehingga dia dapat mendapatkan platformnya kembali.
Apalagi Twitter menjadi perusahaan privat, Elon Musk kemungkinan besar akan menyusun kembali struktur perusahaan baik dari para pegawai dan gajinya. Memang, sejauh ini belum ada dampak yang terlihat dari perubahan atau komentar mengenai kepegawaian Twitter. Namun, ketika ada ada PHK atau karyawan yang mengaku tidak suka dengan Elon Musk mungkinkah mereka akan keluar dari pekerjaannya? Kita dapat melihat kedepannya akan seperti apa!
