Jakarta, Unbox.id – Belum lama muncul jaringan 5G di Tanah Air, negara luar seperti China dan Amerika sudah berlomba-lomba mengembangkan jaringan 6G. Kabarnya, teknologi jaringan masa depan itu akan hadir dengan kecepatan 1 TB per detik.
Mengutip informasi dari laman HPII (Himpunan Perawat Informatika Indonesia) dan berbagai sumber lain, jaringan 6G akan muncul setidaknya di 2030. Butuh waktu paling tidak 10 tahun untuk melakukan riset dan penelitian terhadap kemajuan tersebut.
Baca juga: POCO F4 GT, HP Spek Gahar Turun Harga Hingga 1 Jutaan
Kecepatan jaringan 6G yang mampu mencapai kecepatan 1 TB per detik ini setara dengan 8000 GB untuk 1 detiknya. Dengan kata lain, akan ada lompatan yang sangat besar serta terbukanya gerbang inovasi baru dalam satu dekade ke depan.
Inovasi yang Muncul Setelah Jaringan 6G
Dari sumber yang sama, jaringan generasi keenam tersebut dapat memunculkan perspektif unik dari teknologi antarmuka komputer ke otak. Dengan kata lain, di masa depan nanti memungkinkan manusia untuk mengendalikan komputer dengan gelombang otak.
Selain itu, kecepatan yang luar biasa ini membuat pengguna dapat mengunduh video berdurasi lebih dari 100 jam tiap satu detiknya. Akan tetapi, tentu saja para peneliti teknologi ini harus menghilangkan faktor-faktor penghambat.
Baca juga: Google Nyalakan Kode Merah Untuk Saingi Chat GPT
Di antaranya adalah desain chip yang kompatibel sebagai pendukung, penggunaan energi yang aman sehingga tidak menimbulkan risiko membuat bumi semakin panas. Mengingat penggunaan internet yang semakin sering akan memicu pemanasan global secara intens.
Harapan Para Peneliti dengan Inovasi Terbarunya
Dari inovasi jaringan 6G yang sangat canggih, harapannya adalah manusia mampu menembus batas virtual dengan dunia nyata. Jika 5G yang dapat menghadirkan inovasi Augmented Reality, generasi keenam dapat membuat video empat dimensi.
Pengguna yang menikmati video melalui teknologi terbaru akan melibatkan kelima inderanya, seolah-olah masuk ke dunia virtual. Komputer akan mengirimkan sinyal langsung ke sensor peraba dan penciuman.
Hal ini membuka kemungkinan untuk pelayanan virtual yang jauh lebih canggih. Misalnya, seorang dokter dapat merawat pasiennya melalui dunia virtual. Atau, dua orang dapat melakukan pertemuan layaknya berada di dunia nyata.
Sumber: HPII
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.